Pemberdayaan Kader Rereongan Sarupi di Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung
DOI:
https://doi.org/10.36555/tribhakti.v3i2.1772Kata Kunci:
Réréongan Sarupi, Pemberdayaan, KaderAbstrak
Réréongan Sarupi merupakan kegiatan Ethnic Philantrophy yaitu potensi kedermawanan berbasiskan nilai-nilai budaya atau tradisi etnik tertentu misalnya di Jawa Barat béas pérélék dan Réréongan Sarupi. Filantropi etnik ini tumbuh dari kesadaran masyarakat akan pentingnya solidaritas sosial atau kesetiawakanan sosial antar sesama warga desa. Gerakan Réréongan Sarupi, yaitu gotong royong masyarakat dengan mengumpulkan uang sebanyak Rp.1000/hari. Berasal dari kata Réréongan artinya bersama atau patungan dan Sarupi, artinya “sejenis” jadi pengertian dari Réréongan Sarupi adalah patungan bersama dengan benda sejenis misalnya uang atau pangan (beras). Di Jawa Barat dan sama halnya dengan di daerah lain jiwa saling membantu sesame atau gotong royong dilakukan oleh masyarakat dengan nama yang berbeda seperti Beras Jimpitan, Béas Pérélék, Sikaroban (Sulawesi) dan banyak lagi. Desa Warnasari memiliki kader Réréongan Sarupi yang dikelola Rukun Warga yang jumlahnya 18 Rukun Warga. Sama halnya dengan desa-desa di wilayah Jawa Barat, kegiatan filantropi etnis yang masih berjalan adalah Béas Pérélék, yaitu mengumpulkan satu cangkir besar per umpi/keluarga untuk keperluan masyarakat seperti membantu bila ada musibah kelahiran, kematian dan dikelola oleh kepala dusun. Sedangkan program Réréongan Sarupi, yaitu pengumpulan dana oleh masyarakat secara swadaya berupa uang untuk keperluan dana kedaruratan misalnya untuk keperluan warga yang sakit harus di rujuk ke rumah sakit tingkat I dan warga yang terkena musibah lainnya. Permasalahannya adalah sebagian besar program ini tidak berjalan dengan baik dan cenderung mandek. Metode pendekatan yang dilakukan adalah penyuluhan dan curah pendapat antara ketua RW sebagai pengelola Réréongan Sarupi, menghasilkan kesadaran akan perlunya solidaritas dan tanggung jawab kader dalam menjalankan tugasnya untuk membangun kesetiawakanan sosial warga desa.
Referensi
Rusnandar, N. (2017). Beas Perelek: Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Purwakarta. Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 8(3), 301. https://doi.org/10.30959/patanjala.v8i3.11
Setiana, L. (2005). Teknik penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat. Ghalia Indonesia.
Sumardhani, H. (2008). Revitalisasi Semangat Ethnic Philanthropy.pdf. Humanitas, 1(2), 10–14. http://repository.unpas.ac.id/40918/1/Revitalisasi Semangat Ethnic Philanthropy.pdf